2.1.1
Pengertian
Biaya
Biaya adalah pengorbanan ekonomi yang dapat
dinilai dengan uang yang telah terjadi maupun yang dapat terjadi untuk tujuan
tertentu.
Menurut Mulyadi (2012:7)
adalah peroses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya,
pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta
penafsitan terhadapnya.
Biaya dalam arti sempit (1992:10) adalah tingkat uang yang yang dikorbankan didalam usaha untuk
memperoleh penghasilan sedangkan biaya bahan baku dapat pula disebut bagian
dari harga produksi atau harga beli akuntansi yang di terima pembebanannya
adalah belum dimanfaatkan dalam hubungan dengan realisasi pembelian
Sedangkan
biaya menurut Daljono (2011:13) adalah suatau pengorbanan sumber ekonomi yang
diukur dalam suatu uang, untuk mendapakan barang atau jasa yang diharapkan
antara memeberikan keuntungan/ manfaat pada saat ini atau masa yang akan
datang.
Dari
defenisi diatas dapat disimpulkan 4 unsur pokok biaya, yaitu:
1. Biaya
merupakan pengorbanan sumber ekonomi
2. Diukur
dalam satuan uang
3. Yang
telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi
4. Pengorbanan
tersebut untuk tujuan tertentu.
2.1.2
Cara
Penggolongan Biaya
Dalam akuntansi biaya Mulyadi ( 2012: 13
) biaya
digolongkan dengan berbagai macam cara. Umumnya penggolongan
biaya ini ditentukan atas
dasar tujuan yang hendak dicapai dengan
penggolongan. Biaya dapat digolongkan menurut :
1.
Obyek pengeluaran
Dalam cara penggolongan ini, nama obyek pengeluaran
merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya nama obyek pengeluaran adalah
bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut
juga “Biaya Bahan Bakar”.
2.
Fungsi pokok dalam perusahaan
Dalam perusahaan manufaktur ada tiga fungsi pokok, yaitu :
fungsi produksi, fungsi pemasaran dan fungsi administrasi umum. Oleh sebab itu
dalam perusahaan mnufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi biaya produksi,
biaya pemasaran, serta biaya administrasi umum.
3.
Hubungan biaya dengan sesuatu yang
dibiayai
Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat
dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu biaya langsung dan biaya tidak
langsung.
4.
Perilaku biaya dalam hubungannya dengan
volume kegiatan
Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya
digolongkan menjadi : biaya variabel, biaya semi variabel, biaya semi fixed,
dan biaya tetap.
5.
Jangka waktu manfaatnya
Atas jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi
dua, yaitu pengeluaran modal dan pengaluaran pendapatan.
2.1.3
Klasifikasi Biaya
Menurut Daljono (2011:15)
Klasifikasi dibedakan menjadi kelompok
yaitu :
Klasifikasi biaya menurut hubungan dengan produk :
1.
Biaya pabrikasi (product cost)
Biaya pabrikasi sering disebut juga sebagai biaya produksi
atau biaya pabrik.
a.
Biaya bahan
Yang dimaksud dengan bahan, adalah bahan yang digunakan
untuk membuat barang jadi. Biaya bahan merupakan nilai atau besarnya rupiah
yang terkandung dalam bahan yang digunakan untuk proses produksi. Biaya bahan
dibedakan menjadi:
·
Biaya bahan baku
Bahan baku adalah bahan mentah yang digunakan untuk
memproduksi barang jadi, yang secara fisik dapat diidentifikasi pada barang
jadi. Contoh: kayu dalam pembuatan meja kayu, kai dalam perusahaan konveksi,dll
Menurut Harnato (1992:35) biaya bahan baku meliputi
harga pokok dari semua bahan yang secara praktis dapat diidentifikasi sebagai
bagian dari produk selesai. Misalnya, papan atau kayu pada perusahaan produsen
mebel, pasir dan semen pada perusahaan produsen tegel. Tidak semua bahan yang
dipakai dalam pembuatan sutau produk, diklasifikasikan sebagai bahan baku.
Contohnya paku dan lem pada perusahaan produsen mebel. Ini sebabkan oleh karena
biaya yang diperlukan untuk mengidentifikasikannya dianggap tidak sebanding
dengan manfaat yang didapat dari ketelitian harga pokok produknya.
·
Biaya bahan penolong
Yang termaksud dalam bahan penolong adalah bahan-bahan
yang digunakan untuk menyelesaikan suatu produk, tetapi pemakaiannya relatif
kecil, atau pemakaiannya sangat rumit untuk dikenali di produk jadi. Contoh:
paku dan lem kayu dalam pembuatan meja kayu, benang dalam pembuatan baju
(konveksi).
b.
Biaya tenaga kerja
Biaya tenaga kerja (BTK) merupakan gaji/upah karyawan
bagian produksi. Biaya ini dibedakan menjadi:
·
Biaya tenaga kerja
langsung
Biaya tenaga kerja langsung (BTKL) adalah gaji/upah tenaga
kerja yang dipekerjakan untuk memperoses bahan menjadi barang jadi.
·
Biaya tenaga kerja
tidak lansung
Biaya tenaga kerja tidak langsung (BTKL) merupakan gaji
/ upah tenaga kerja bagian produksi yang tidak terlibat secara langsung dalam
proses pengerjan bahan menjadi produk jadi.
c.
Biaya Overhead Pabrik
(BOP)
Biaya overhead pabrik (factory overhead cost) adalah
biaya yang tibul dalam proses produksi selain yang termasuk dalam biaya bahan
baku dan biaya tenaga kerja langsung.
Yang termasuk dalam BOP antara lain adalah:
·
Biaya pemakai pabrik
supplies pabrik
·
Biaya pemakaian
minyak pelumas
·
Biaya penyusutan
bagian produksi
·
Biaya pemeliharaan
atau perawatan bagian produksi
·
Biaya listrik bagian
produksi
·
Biaya asuransi bagian
·
Biaya pengawasan
2.
Biaya komersial
a.
Biaya pemasaran
Biaya pemasaran merupakan
biaya-biaya yang terjadi dengan tujuan untuk memasarkan produk. Biaya pemasaran
terjadi sejak produk selesai diproses hingga produk tersebut terjual. Yang
termasuk biaya pemasaran anatara lain: biaya pengangkutan penjualan barang,
biaya promosi, biaya pelayanan pelanggaran, dll.
b.
Biaya administrasi
dan umum
Biaya adminitrasi dan umum merupakan beban yang
dikeluarkan dalam rangka mengatur dan mengendalikan organisasi. Biaya yang
termasuk dalam biaya administrasi antara lain: gaji akuntan, gaji mandor (bukan
mandor bagian produksi) biaya klerikal (biaya tulis-menulis) biaya telepon, dll
3.
Klasifikasi biaya
menurut waktu pengakuan
a.
Biaya Produk (Product cost)
Product cost adalah biaya yang terjadi dalam rangka
membuat produk. Biaya tersebut sifatnya melekat pada produk. Product cost akan dipertemukan dengan
pendapatan pada preriode dimana produk tersebut dijual. Selama produk belum
dijual, product cost tetap melekat
pada produk (persedian). Karena melekat pada produk (selama produk menjadi
persediaan) product cost disebut juga
inventoriable cost.
b.
Biaya Periode Period cost (Period cost)
Biaya periode adalah biaya yang terjadi dalam satu
periode yang tidak ada kaitannya dengan pembuatan produk. Biaya periode
sifatnya tidak melekat pada produk dan akan dipertemukan dengan pendapatan
untuk menghitung laba rugi pada periode yang bersangkutan. Contoh biaya yang
termasuk dalam biaya periode adalah: biaya pemasaran, biaya administrasi dan
umum, dll.
4.
Klasifikasi biaya
dikaitkan dengan volume produksi :
a.
Biaya variabel
(variabel cost)
Biaya variabel adalah biaya yang bila dikaitkan dengan
volume (pemacu timbulnya biaya) secara per unit akan selalu tetap (tidak
berubah jumlahnya) meskipun volume produksi berubah-ubah, akan tetapi secara
biaya tersebut jumlahnya akan berubah sesuai dengan proporsi perubahan
aktivitas (volume produksi). Dengan kata lain, total biaya akan bertambah
apabila volume produksi bertambah. Contoh biaya yang termaksuk biaya variabel
adalah biya bahan.
b.
Biaya tetap (fixed cost)
Biaya tetap adalah biaya yang secara total, biaya
tersebut tidak berubah jumlahnya meskipun aktivitas (jumlah produksi) berubah,
jumlah biaya tetap per unit akan menurun, jika aktivitasnya meningkat. Contoh
biaya tetap adalah biaya sewa gedung yang disewa secara tatap per bulan.
c.
Biaya semi variabel
Biaya semi variabel merupakan campuran antara biaya
variabel dengan biaya tetap. Biaya semi variabel memiliki sifat:meskipun tidak
ada aktivitas, biaya ini tetap ada, dan totalnya akan berubah jika aktivitas
juga berubah. Contoh biaya semi variabel adalah biaya telepon, biaya listrik,
biaya air.
5.
Klasifikasi biaya
yang lain
a.
Pengambilan keputusan
Apabila dikaitkan dengan pengambilan keputusan, biaya
diklasifikasikan menjadi: biaya relefan dan biaya tidak relevan terhadap
pengambilan keputusan. Biaya relevan adalah biaya-biaya yang dapat digunakan
untuk mendukung pengambilan keputusan tertentu. Contoh: untuk memutuskan menerima
atau menolak penawaran harga dari pelanggan terhadap produk “10 set meja makan
tipe setandar” biaya pembuatan produk tersebut dan ongkos pengiriman, merupakan
biaya yang relevan untuk pembuatan keputusan tersebut. Akan tetapi biaya
pembuatan produk kursi, dan biaya telepon tidaklah relevan dengan pembuatan
keputusan penawaran harga tadi.
b.
Dapat tidaknya
dikendalikan
Menurut dapat tidaknya dikendalikan, biaya dapat
dikelompokkan menjadi biaya terkendali dan biaya tak terkendali. Biaya
terkendali adalah biaya dimana manajer dapat mempengaruhi ada tidaknya dan
besar kecilnya biaya tersebut. Apabila seorang manajer tidak dapat mempengaruhi
suatu biaya melalui kebijakannya, maka biaya tersebut merupakan biaya tak
terkendali bagi manajer tersebut.
c.
Data yang digunakan
Menurut data yang digunakan, biaya digolongkan menjadi:
biaya sesungguhnya, biaya standar, biaya masa yang akan datang . biaya yang
sesunggunya (actual cost), adalah
biaya yang dicatat sebesar nilai yang sesunggunya pada saat terjadi. Biaya standar
adalah biaya yang dicatat sebesar standarnya. Biaya masa yang akan datang
adalah biaya yang dicatat dengan taksiran biaya yang akan terjadi pada masa
yang akan datang.
d.
Sunk Cost
Istilah sunk cost
sering digunakan untuk menunjuk pada biaya yang terjadi pada masa lalu. Sunk cost merupakan biaya yang tidak
relevan untuk dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan dimasa berikutnya.
Contoh biaya yang termasuk dalam sunk
cost adalah pembelian mesin setahun yang lalu. Apabila pengeluaran biaya
untuk membeli mesin telah terjadi, biaya tersebut tidak relevan untuk keputusan
waktu-waktu berikutnya. Misalnya untuk mempertimbangkan apakah mesin tersebut
sebainya terus digunakan atau dijual saja. Dalam hal ini, data harga beli mesin
tidak relevan untuk pengambilan keputusan tersebut.
e.
Opportunity cost
Opportunity
cost merupakan biaya yang diukur dari
manfaat yang hilang karena seseorang atau oerusahaan memilih satu alternatif
yang lain. Apabila dikaitkan dengan pengambilan keputusan Opportunity cost merupakan biaya relevan.
2.1.4
Pengertian Biaya Tenaga
Kerja dan cara penggolongannya
Menurut Mulyadi (2012:319) Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau
mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah produk. Biaya tenaga kerja
adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja manusia tersebut
1.
Penggolongan
Kegiatan dan Biaya Tenaga Kerja
Dalam perusahaan manufaktur penggolongan kegiatan tenaga kerja
dapat dilakukan sebagai berikut :
a.
Penggolongan
menurut fungsi pokok dalam organisasi perusahaan.
Organisasi dalam perusahaan
manufaktur dibagi dalam tiga fungsi pokok yaitu produksi, pemasaran dan
administrasi. Pembagian ini bertujuan untuk membedakan biaya tenaga kerja yang
merupakan unsur pokok produk dari biaya tenaga kerja non pabrik, yang bukan
merupakan unsur harga pokok produksi melainkan merupakan unsur biaya usaha.
b.
Penggolongan
menurut kegiatan departemen – departemen dalam perusahaan.
Biaya tenaga kerja dalam departemen produksi tersebut digolongkan
sesuai dengan bagian – bagian yang dibentuk dalam perusahaan tersebut.
Penggolongansemacam ini dilakukan untuk lebih memudahkan pengendalian terhadap
biaya tenaga kerja yang terjadi dalam tiap departemen yang dibentuk dalam
perusahaan.
c.
Penggolongan
menurut jenis pekerjaannya.
Dalam suatu departemen tenaga kerja dapat digolongkan menurut
sifat pekerjaannya, dengan demikian biaya tenaga kerja juga digolongkan menjadi
: upah operator, upah mandor dan upah penyelia. Penggolongan biaya tenaga kerja
semacam ini digunakan sebagai dasar penetapan deferensi upah standar kerja.
d.
Penggolongan
menurut hubungannya dengan produk.
Dalam hubungannya dengan produk, tenaga kerja dibagi menjadi dua
yaitu :
Tenaga kerja langsung dan
tenaga kerja tak langsung. Tenaga kerja langsung adalah semua karyawan yang
secara langsung ikut serta memproduksi produk jadi, yang jasanya dapat diusut
secara langsung pada produk, dan yang upahnya merupakan bagian besar dalam memproduksi
produk. Tenaga kerja yang jasanya tidak secara langsung dapat diusut pada
produk disebut tenaga kerja tak langsung, upah tenaga kerja tak langsung ini
disebut biaya tenaga kerja tak langsung dan merupakan unsur biaya overhead
pabrik.
2.1.5
Biaya Tenaga Kerja
1. Penggolongan menurut fungsi pokok dalam organisasi perusahaan.
Biaya tenaga kerja dapat
dibagi kedalam tiga golongan yaitu :
a.
Biaya tenaga kerja produksi
meliputi :
·
Gaji karyawan pabrik
·
Biaya kesejahteraan karyawan
pabrik
·
Upah lembur karyawan pabrik
·
Upah mandor pabrik
·
Gaji manajer pabrik
b.
Biaya tenaga kerja pemasaran
meliputi :
·
Upah karyawan pemasaran
·
Biaya kesejahteraan karyawan
pemasaran
·
Biaya komisi
·
Gaji manajer pemasaran
c.
Biaya tenaga kerja
administrasi dan umum meliputi :
·
Gaji karyawan bagian
akuntansi
·
Gaji karyawan bagian personalia
·
Gaji karyawan bagian
sekretariat
·
Biaya kesejahteraan karyawan
bagian akuntansi Biaya kesejahteraan karyawan bagian personalia
·
Biaya kesejahteraan karyawan
bagian sekretariat
2. Penggolongan menurut kegiatan departemen –departemen dalam
perusahaan.
Misalnya departemen produksi suatu perusahaan kertas terdri dari
tiga depratemen: bagian pulp, baguan kertas, dan bagian penyempurnan. Biaya
tenaga kerja dalam departemen produsi tersebut digolongkan sesuai dengan
bagian-bagian yang dibentuk dalam perusahaan tersebut. Tenaga kerja yang
berkerja di departemen-departemen nonproduksi digolongkan pula menurut
departemen yang menjadi tempat kerja mereka. Dengan demikian biaya tenaga kerja
di departemen-departemen nonproduksi dapat digolongkan menjadi biaya tenaga
kerja bagian akuntansi, biaya tenaga kerja bagian personalia, dan lain
sebagainya. Penggolongan semacam ini dilakukan untuk lebih memudahkan
pengendalian terhadap biaya tenaga kerja yang terjadi dalam tiap departemen
yang dibentuk dalam perusahaan. Kepala departemen yang bersangkutan bertanggung
jawab atas pelaksanaan kerja karyawan dan biaya tenaga kerja yang terjadi dalam
depertemennya.
3. Penggolongan menurut jenis perkerjaannya.
Dalam suatu departemen, tenaga kerja dapat digolongkan menurut
sifat pekerjaannya. Misalnya dalam suatu departemen produksi, tenaga kerja
digolongkan sebagai berikut: operator, mandor, dan penyelia(superintendent).
Dengan demikian biaya tenaga kerja juga digolongkan menjadi: upah, operator,
upah mandor, dan upah penyelia. Penggolongkan biaya tenaga kerja semacam ini
digunakan sebagai dasar penetapn deferensiasi upah standar kerja.
4. Penggolongan menurut hubungannya dengan produk
Dalam hubungannya dengan produk, tenaga kerja dibagi menjadi:
tenaga kerja lagsung dan tenaga kerja tak langsung. Tenaga kerja langsung
adalah semua karyawan yang secara langsung ikut serta memproduksi produk jadi,
yang jasanya dapat diusut secara langsung pada produk, dan yang upahnya
merupakan bagian yang besar dalam memproduksi produk.
Menurut
Harnanto (1992:35) Biaya tenaga kerja langsung melipiti gaji dan upah dari
seluruh tenaga kerja yang secara praktis dapat diidentifikasi dengan kegiatan
pengolahan bahan menjadi produk selesai. Gaji dan upah operator mesin umpamanya
merupakan contoh biaya tenaga kerja langsung. Seperti halnya biaya bahan baku,
kenyataan adanya gaji dan upah tenaga kerja yang ikut membantu terlaksananya
kegiatan produksi mungkin saja tidak digolongkan sebagai biaya tenaga kerja
langsung.
Sedangakan
tenaga kerja yang jasanya tidak secara langsung dapat diusut pada produk
disebut tenaga kerja tak langsung. Upah tenaga kerja tak langsung ini disebut
biaya tenaga kerja tak langsung dan merupakan unsur biaya overhead pabrik. Upah
tenaga kerja tak langsung dibebankan pada produk tidak secara langsung, tetapi
melalui tarif overhead pabrik yang ditentukan di muka.
2.1.6
Gaji dan Upah
Ada
berbagian macam cara perhitungan upah karyawan dalam perusahaan, salah satu
cara adalah dengan mengalikan tarif upah dengan jam kerja karyawan. Dengan
demikian untuk menentukan upah seseorang karyawan perlu dikumpulkan data jumlah
jam kerjanya selama periode waktu tertentu.
Dalam
perusahaan yang menggukan metode harga pokok pesaran, dokumen pokok
mengumpulkan waktu kerja adalah kartu hadir ( clock card ) dan kartu jam kerja ( job time ticket ). Kartu hadir adalah suatu catatan yang digunakan
untuk mencatat jam kehadiran karyawan yaitu jangka waktu antara jam hadir dan
jam meninggalkan perusahaan pada setiap akhir minggu, kartu hadir tiap karyawan
dikirim kebagian pembuat daftar gaji dan upah untuk dipakai sebagai dasar
perhitungan gaji dan upah karyawan perminggu. Disamping kartu hadir, perusahaan
menggunakan kartu jam kerja untuk mencatat pemakai waktu hadir karyawan pabrik.
Kartu jam kerja sangat penting dalam perusahaan yang menggunakan metode harga
pokok pesanan dalam perhitungan harga pokok produknya. Dalam perusahaan yang
menggunakan metode harga pokok proses, kartu jam kerja tersebut tidak
diperlukan, karena karyawan melakukan pekerjaan atau membuat produk yang sama
dalam departemen tertentu dari hari ke hari, sehingga distribusi biaya tenaga
kerja tidak diperlukan.
2.1.7
Biaya
Standar
Biaya standar adalah biaya yang harus yang seharusnya terjadi untuk membuat satu
unit produk, biaya yang ditentukan dimuka untuk mengukur pelaksaan (pengeluaran
biaya produksi sesungguhnya)
Menurut
Mulyadi (2012:387) Biaya standar adalah
biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya
dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan
tertentu, dibawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi dan faktor – faktor lain
tertentu.
Menurut Susty
Ambarriani (2001:730) Biaya standar adalah merupakan pengeluaran perusahaan
yang ditentukan sebelumnya yang dibutuhkan dalam operasi atau untuk tujuan
tertentu.
Dan dalam produksi terdapat pula biaya
sesungguhnya, biaya yang diakumulasikan selama proses produksi dengan
menggunakan harga pokok historis yang biasanya merupakan lawan dari biaya yang
ditentukan sebelum proses produksi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa biaya standar merupakan biaya
yang ditentukan sebelum proses produksi yang ditujukan untuk mengetahui
besarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan. Biaya standar tidaklah menggantikan
biaya sesungguhnya dalam suatu sistem akuntansi biaya melainkan saling
melengkapi.
Biaya penggunaan biaya standar dipergunakan untuk :
1.
Menetapkan anggaran.
2.
Mengendalikan niaya,
mengarahkan dan mengukur efisiensi.
3.
Menyerderhanakan prosedur pembiayaan dan
menyajikan laporan biaya dengan cepat.
4.
Membebakan biaya yang telah
dikeluarkan untuk pemakaian bahan baku.
5.
Menetapkan dasar – dasar perhitungan harga
jual.
Dalam penulisan ini biaya standar digunakan untuk kegiata
pengendalian biaya bahan baku perusahaan dan biaya tenaga kerja langsung
perusahaan.
2.1.8
Manfaat Sistem Biaya
Standar dalam Pengendalian Biaya.
Sistem setandar dirancang untuk mengendalikan biaya. Biaya standar
merupakan alat yang penting didalam menilai pelaksanaan kebijakan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Jika biaya standar ditentukan dengan realitis, hal ini
akan melaksanakan kerjaannya dengan efektif, karena pelaksana telah mengetahui
bagaimana perkerjaan seharusnya dilaksanakan, dan pada tingkat biaya berapa
perkerjaan tersebut seharusnya dilaksanakan.
Sistem biaya standar memberikan pedoman kepada manajemen berapa
biaya yang seharusnya untuk melakukan kegiatan tertentu sehingga memungkinkan
mereka melakukan pengurangan biaya dengan cara perbaikan metode produksi,
pemilihan tenaga kerja dan kegiatan yang lain.
2.1.9
Kelemahan Biaya Standar.
Tingkat keketan atau kelonggaran standar tidak dapat dihitung
demgan tepat. Meskipun telah ditetapkan dengan jelas jenis standar apa yang
dibutuhkan oleh perusahaan, tetapi tidak ada jaminan bahwa standar ditetapkan
dalam perusahaan secara keseluruhan dengan keketatan atau kelonggaran yang
relatif sama. Seringkali standar cenderung untuk menjadi kaku atau tidak
fleksibel, meskipun dalam jangka waktu pendek keadaan produksi selalu mengalami
perubahan, sedangkan perbaikan standar jarang sekali dilakukan. Perubahan
standar menimbulkan masalah persediaan.
Menurut Djojodipura Buku Pengantar Ekonomi untuk Perencanaan
(1992; 58) Penggolongan biaya standar :
1.
Standar dasar adalah
membandingkan antara taksiran dengan yang sebenarnya.
2.
Standar berjalan dibagi menjadi :
a.
Standar sebenarnya yang
diharapkan adalah hasil perkiraan untuk tahun yang bersangkutan berdasarkan
keadaan dan biaya operasi yang diperkirakan.
b.
Standar normal adalah angka
rata – rata yang disarkan atas operasi normal.
Menurut mulyadi (2012:406) selisih biaya bahan baku dan selisish biaya tenaga kerja dengan memakai
ketiga model selisih tersebut adalah
a.
Model Satu Selisih:
Selisih biaya tenaga kerja
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
( JKSt x TUSt ) – ( JKS x TUS )
Dimana :
TUSt = Tarif upah standar
TUS = Tarif upah sesungguhnya
JKSt = Jam kerja standar
JKS = Jam kerja sesungguhnya
a.
Model Dua Selisih:
Selisih biaya tenaga kerja langsung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
·
Selisih tarif upah
( TUSt –
TUS ) x JKS
·
Selisih efisiensi upah
( JKSt –
JKS ) x TUSt
b.
Model Tiga Selisih :
Selisih biaya tenaga kerja dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
a.
Selisih tarif upah = ( TUSt
– TUS ) x JKSt
b.
Selisih efiensi upah = (JKSt
– JKS ) x TUSt
c.
Selisih tarif / efisiensi
upah = ( JKSt – JKS ) – ( TUSt – TUS )
2.1.10
Analisis Varians
Analisis selisih adalah suatu tehnik yang
sangat bermanfaat untuk memisahkan faktor-faktor eksternal dan faktor-faktor
internal. Dimana data-data yang diperlukan dalam menghitung analisis tersebut
adalah : jumlah fisik bahan baku yang dipakai, harga sesungguhnya bahan baku
per satuan, jumlah fisik bahan baku yang dicapai menurut standar serta harga
standar bahan baku. Selisih bahan baku dapat dibagi dalam dua macam :
a.
Analisis Selisih harga Bahan Baku.
Dimana selisih harga ini dicatat pada saat dilakukan
pembelian, apakah terjadi selisih rugi atau selisih laba. Hal ini merupakan
tanggung jawab bagian pembelian. Selisih ini kemungkinan disebabkan oleh :
adanya fluktuasi harga yang tidak bisa diantisipasi oleh bagian pembelian,
pembelian dari supplier yang lokasinya lebih menguntungkan sehingga biaya bisa
diperkecil, dan karena kegagalan dalam memanfaatkan potongan pembelian yang
seharusnya dilakukan secara mendadak yang menyebabkan harga lebih tinggi dari
biasanya.
b.
Analisis Kuantitas Bahan Baku.
Penentuan kuantitas standar bahan baku dimulai dari
spesifikasi produk, baik mengenai ukuran, bentuk, warna, karakteristik
pengelolaan produk, maupun kualitasnya. Standar jumlah bahan baku umumnya
disusun dari perincian-perincian yang dibuat berdasarkan departemen atau bagian
yang membuat barang. Standar jumlah pemakaian bahan baku harus ditetapkan
sesudah dilakukan penelitian dan pemilihan yang cermat atas macam-macam
material. Sehingga yang dipilih adalah benar-benar ekonomis baik dari segi
ukuran, bentuk , dan kuantitasnya.